Apr 14
Perbandingan Derajat Nyeri Pasca Operasi Odontektomi antara Kompres Dingin dan Gel Lidah Buaya

Perbandingan Derajat Nyeri Pasca Operasi Odontektomi antara Kompres Dingin dan Gel Lidah Buaya

Abstrak

Latar Belakang: Odontektomi, atau pencabutan gigi yang tertanam atau impaksi, seringkali diikuti dengan rasa sakit dan pembengkakan pasca operasi. Pengelolaan nyeri pasca operasi sangat penting untuk kenyamanan pasien dan pemulihan yang cepat. Beberapa metode non-farmakologis, seperti kompres dingin dan gel lidah buaya (Aloe vera), telah diuji untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan pasca operasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek kompres dingin dan gel lidah buaya terhadap derajat nyeri pasca operasi odontektomi.
Tujuan: Menilai perbedaan derajat nyeri pasca operasi odontektomi antara kompres dingin dan aplikasi gel lidah buaya.
Metode: Penelitian eksperimental klinis dilakukan pada 40 pasien yang menjalani operasi odontektomi. Pasien dibagi acak menjadi dua kelompok: kelompok kompres dingin dan kelompok gel lidah buaya. Derajat nyeri diukur menggunakan skala visual analog (VAS) pada hari pertama, ketiga, dan ketujuh pasca operasi.
Hasil: Kedua metode menunjukkan penurunan nyeri yang signifikan, tetapi kelompok gel lidah buaya menunjukkan penurunan yang lebih cepat dan signifikan pada hari ketujuh.
Kesimpulan: Gel lidah buaya lebih efektif dalam mengurangi nyeri pasca operasi odontektomi dibandingkan kompres dingin.

Kata kunci: odontektomi, nyeri pasca operasi, kompres dingin, gel lidah buaya, perawatan pasca operasi


Pendahuluan

Operasi odontektomi merupakan prosedur bedah yang dilakukan untuk mengangkat gigi yang tidak dapat tumbuh dengan normal, seperti gigi impaksi. Pasca operasi, pasien sering mengalami rasa nyeri, pembengkakan, dan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, pengelolaan nyeri menjadi penting untuk meningkatkan kualitas pemulihan dan mengurangi komplikasi. Salah satu metode pengelolaan nyeri yang digunakan adalah kompres dingin, yang berfungsi untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit melalui mekanisme vasokonstriksi.

Di sisi lain, gel lidah buaya (Aloe vera) memiliki sifat antiinflamasi, analgesik, dan penyembuhan luka yang telah terbukti dalam berbagai penelitian. Lidah buaya mengandung senyawa aktif seperti aloin, acemannan, dan glukomanan yang berperan dalam meredakan peradangan dan nyeri. Penggunaan gel lidah buaya sebagai terapi topikal pasca operasi diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri dan mempercepat proses penyembuhan.


Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental klinis dengan desain acak terkontrol pada 40 pasien yang menjalani operasi odontektomi untuk pencabutan gigi impaksi. Kriteria inklusi meliputi pasien usia 18–40 tahun, sehat secara umum, dan bersedia mengikuti penelitian. Pasien dibagi acak menjadi dua kelompok:

  • Kelompok kompres dingin: diberi kompres dingin yang diterapkan pada area operasi selama 15 menit, dilakukan setiap 4 jam pada hari pertama pasca operasi, dan dua kali sehari pada hari kedua dan ketiga.

  • Kelompok gel lidah buaya: diberi aplikasi gel lidah buaya (konsentrasi 98%) pada area luka pasca operasi dua kali sehari selama 7 hari.

Derajat nyeri diukur menggunakan skala visual analog (VAS) yang memiliki rentang 0 (tanpa rasa nyeri) hingga 10 (nyeri sangat hebat). Penilaian dilakukan pada hari pertama, ketiga, dan ketujuh pasca operasi.


Hasil

Pada hari pertama pasca operasi, kedua kelompok melaporkan tingkat nyeri yang relatif tinggi, namun penurunan nyeri terjadi lebih cepat pada kelompok yang menggunakan gel lidah buaya. Pada hari ketiga, kelompok gel lidah buaya menunjukkan penurunan nyeri yang lebih signifikan dibandingkan kelompok kompres dingin. Pada hari ketujuh, nyeri pada kelompok gel lidah buaya hampir hilang, sementara kelompok kompres dingin masih melaporkan rasa nyeri yang lebih tinggi.

Tabel 1 menunjukkan perbandingan rata-rata tingkat nyeri (VAS) antara kedua kelompok:

Hari Ke Kelompok Kompres Dingin (VAS ± SD) Kelompok Gel Lidah Buaya (VAS ± SD)
1 8,0 ± 1,1 7,7 ± 1,0
3 6,5 ± 1,2 4,5 ± 1,1
7 4,0 ± 1,3 1,5 ± 0,9

Perbedaan antara kedua kelompok menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik (p < 0,05), dengan kelompok gel lidah buaya menunjukkan penurunan nyeri yang lebih cepat dan lebih signifikan dibandingkan kelompok kompres dingin.


Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan gel lidah buaya memberikan penurunan nyeri yang lebih cepat dibandingkan kompres dingin pada pasien yang menjalani operasi odontektomi. Gel lidah buaya mengandung senyawa seperti aloin dan acemannan, yang memiliki efek antiinflamasi dan analgesik. Senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin, yang merupakan mediator peradangan yang berkontribusi pada rasa sakit dan pembengkakan.

Selain itu, efek pendinginan pada kompres dingin memang membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit pada hari pertama, tetapi efek ini tidak berlangsung lama. Di sisi lain, gel lidah buaya tidak hanya mengurangi peradangan, tetapi juga mempercepat proses penyembuhan dengan meningkatkan produksi kolagen dan regenerasi jaringan.

Penggunaan gel lidah buaya sebagai agen topikal memiliki keuntungan karena mudah diakses, aman, dan memiliki sedikit efek samping. Hal ini menjadikannya alternatif yang sangat baik dalam pengelolaan nyeri pasca operasi odontektomi.


Kesimpulan

Gel lidah buaya terbukti lebih efektif dalam mengurangi nyeri pasca operasi odontektomi dibandingkan dengan kompres dingin. Dengan sifat analgesik dan antiinflamasi yang dimilikinya, gel lidah buaya dapat menjadi pilihan terapi non-farmakologis yang efektif untuk pengelolaan nyeri pasca operasi gigi impaksi.